.:Pasaman Barat Mesir:.

Media Online Mahasiswa Pasbar Mesir
Posted by Azmil as admin

Terbentuknya Media Online Mahasiswa Pasaman Barat - Mesir

Dengan izinNYA kami dari mahasiswa Pasaman Barat yang sedang belajar di Mesir dapat mewujudkan keinginan yang sudah lama kami impikan selama ini. media online untuk berbagi informasi dengan masyarakat Pasaman Barat tentang kegiatan kami di tanah para nabi ini..

Posted by Azmil as admin

Sekilas tentang Kabupaten Pasaman Barat

Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Sumatra Barat, Indonesia. Dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003.

Posted by Azmil as admin

Mengenal Negara Mesir

Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab: مصر) adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung.

Photobucket

Landasan Pesawat Perintis Dibangun ( Padang-Pasbar Bisa 30 Menit )


Jumat, 26 November 2010
pasbar- Singgalang Pemkab Pasaman Barat (Pasbar) mulai merehab kembali landasan pacu pesawat perintis di Nagari Kapar, Kecamatan Luhak Nan Duo. Pembangunan landasan pesawat itu tentu membuat Pasbar semakin berkembang dan maju pesat.
Para investor akan mudah berkunjung ke Pasbar dengan jarak tempuh yang semakin dekat. Dari Padang-Pasbar diperkirakan hanya membutuhkan waktu 30 menit, tapi kalau pakai mobil bisa empat jam.
Biasanya memakai fasilitas mobil untuk sampai ke Pasbar, kalau landasan pesawat perintis yang dibangun seluas 12 Ha ini selesai, maka infestor akan berinfestasi. Apalagi dukungan potensi Pasbar yang berlimpah, seperti perkebunan sawit, bijih besi, bidang kelautan dan perikanan serta potensi lainnya.
Bupati Pasaman Barat, H. Baharuddin R, Rabu (24/11) lalu sudah meninjau lokasi landasan pesawat perintis tersebut. Dari hasil tinjauan itu, bupati memutuskan mem bangun kembali landasan pesawat perintis karena dari dulu sudah ada dasarnya, kini hanya tinggal merehab saja.
“Mulai hari ini kita sudah perintahkan Dinas Perhubungan untuk merehab lokasi landasan pesawat perintis itu. Tahap awal adalah membersihkan lokasi seluas 12 Ha. Sementara untuk pengerasan sudah ada dari dulunya, tinggal memperbaiki saja,” kata Baharuddin R kepada Singgalang kemarin.
Menurut Baharuddin, di zaman Gubernur Sumbar, Harun Zein sudah pernah dimanfaatkan landasan pesawat itu. Apabila Gubernur berkunjung ke Pasaman Barat, maka ia memakai pesawat kecil dan mendarat di landasan pesawat perintis.
Bahkan saat ini beberapa perusahaan bidang perkebunan sawit memanfaatkan landasan tersebut sebagai landasan helikopter. Tapi entah kenapa beberapa tahun terakhir hilang begitu saja. Untuk itu, sekarang Pemkab Pasbar kembali fokus untuk merehab landasan pesawat perintis ini.
Dengan adanya landasan pesawat perintis, bakal memudahkan jarak tempuh antara pusat ibukota Provinsi Sumbar ke ibu kota Kabupaten Pasaman Barat. Biasanya kalau dari Padang ke Pasaman Barat dengan memakai mobil membutuh waktu empat jam, tapi kalau memakai pesawat kecil yang mempunyai kapasitas 15 orang hanya memerlukan waktu setengah jam.

Harian Singgalang
SELENGKAPNYA - Landasan Pesawat Perintis Dibangun ( Padang-Pasbar Bisa 30 Menit )

Masjid Ar Rifa’i




Mesir menyimpan ribuan masjid sejarah yang masih terjaga keaslianya hingga detik ini, maka tidak heran kalau negeri ini dijuluki dengan negeri seribu menara. Dari tahun ketahun hingga abad ke abad, Mesir memiliki saksi bisu sejarah pergantian kekuasaan berupa masjid dan madrasah. Salah satu masjid sejarah yang terkenal akan keelokan dan keindahannya adalah masjid Ar Rifa’i.

Lokasi Masjid

Masjid ini terletak persis disamping Masjid Sultan Hasan, dua masjid megah ini berada di satu komplek yang dikelilingi oleh pagar hitam. Dahulunya, sebelum masjid didirikan diatas lokasi saat ini, tempat itu terkenal dengan sebutan Zawiyah Ar Rifa’i ( Pojok Rifa’i ) dinisbahkan ke Syekh Ali Abi Syabbak, salah satu keturunan marga Ar Rifa’i. Dari situ, masjid ini akhirnya terkenal dengan sebutan masjid Ar Rifa’i. Sumber lain menyebutkan bahwa nama masjid ini dinisbahkan kepada Ahmad ‘Izzuddin Ash Shayyad Ar Rifa’i salah satu keturunan al Imam Ahmad Ar Rifa’i yang lahir di Irak kemudian hijrah ke Mesir dan mempersunting seorang gadis keturunan Raja Shalahuddin Al Ayyubi.

Pendiri Masjid

Masjid yang indah ini memiliki ciri bangunan Daulah Mamalik yang berkuasa di Mesir pada abad 19-20 M. Masjid Agung yang dihiasi dengan ribuan ornament ini di bangun oleh Sayyidah Khusyar Hanim, ibu Khedives Ismail untuk dijadikan sebagai masjid agung dan tempat persemayaman terakhir baginya dan keluarganya. Ternyata apa yang ia inginkan pun terjadi. Setelah wafatnya, jenazahnya di kebumikan di dalam masjid tersebut pada tahun 1885 M. Demikian pula keluarganya, baik laki maupun perempuan banyak di kubur di masjid tersebut. Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber, masjid ini menjadi tempat persemayaman bagi :

1. Ibu Khedives Ismail, Sayyidah Khusyar Hanim
2. Khedives Ismail beserta istri dan putra-putrinya
3. Sulthan Hasan Kamil
4. Raja Fuad, Raja terakhir Mesir.
5. Reza Shah Pahlavi, pemimpin Iran yang digulingkan oleh Imam Khumainy. Setelah digulingkan, Reza Shah Pahlavi tidak diterima oleh negara-negara Islam saat itu, kecuali Mesir. Dan Reza Pahlevi juga diterima Mesir untuk dikuburkan di kota seribu menara ini. Lantai di sekitar makan Syah Iran dipasang marmer yang sangat indah yang harganya permeter, konon, sebesar 1 Milyar Dollar Amerika.
6. Anak pemimpin Iran, Muhammad Reza Pahlevi.

Makam Reza Syah Pahlevi, salah satu dari persemayaman di dalam masjid

Sayyidah Khusyar Hanim, ibu Khedives Ismail memberikan amanah kepada seorang arsitek bangunan bernama Husain Fahmi Pasha – wakil Dewan Perwakafan tahun 1286 H/1869 M dan arsitek ternama se-Mesir ketika itu – untuk membuat desain masjid. Akan tetapi pekerjaan terhenti dengan sebab meninggalnya arsitektur masjid tersebut tahun 1303 H/1885 M. Setelah sembilan tahun berlalu, anak Sayyidah Khusyar Hanim, Ismail menyusulnya. Beliau pun di kebumikan di sebelah makam ibunya. Akhirnya pekerjaan pun terbengkalai selama seperempat abad sampai kekuasaan ada di tangan Khedive Abbas Helmi II yang memerintahkan seorang arsitek dari Austria yang bernama Max Herz, untuk menyempurnakan bangunan masjid. Pada tahun tahun 1330 H/1912 M masjid ini secara resmi dibuka dengan menunaikan shalat Jum’at untuk pertama kalinya.

Karakteristik Masjid

Pada tahap awal penyempurnaan masjid ini, sang arsitek bangunan ingin meniru keagungan dan ketinggian Madrasah Sulthan Hasan yang terletak persis disampingnya sehingga tidak terlihat lebih rendah dan kecil di hadapannya. Maka ia pun membangun pintu masuk utamanya dengan ukuran yang sangat tinggi sekali di topang dengan tiang yang terbuat dari batu pualam dengan nuansa kearabannya. Tangga-tangganya terbuat dari batu pualam asli. Pintu utamanya di tutupi dengan qubah yang terhiasi dengan ornamen-ornamnennya dan mempolesnya dengan warna emas.

Dari dalam, masjid ini berbentuk persegi panjang. Luasnya sekitar 6500 meter persegi. Luas tersebut dibagi menjadi dua bagian, bagian seluas 1767 M dirancang untuk sholat, dan sisanya untuk tempat persemayaman. Pada bagian utama masjid yang dikhususkan untuk shalat tertopang dengan empat tiang super besar dilapisi dengan aneka ragam batu marmer dan antara satu tiang dengan lainnya terhubung dengan lengkungan indah yang terukir hiasan zukhrufah menambah megah dan dramatis suasana ibadah didalamnya. Jikalau anda berkunjung dan melihat suasana rumah Allah ini dengan mata telanjang, niscaya anda akan tercengang dan kagum akan keindahan dan keagungan peninggalan sejarah ini.

Adapun mihrab masjid terletak di tengah dinding sebelah timur. Ia dihiasi dengan batu pualam yang berwarna-warni tertopang dengan empat pilar, dua pilar warna hitam dan dua pilar warna putih. Di samping mihrab terdapat mimbar dari kayu ebony.

Dihadapan mihrab terdapat dikkah muballigh (sebuah tempat yang dahulunya digunakan untuk mengumandangkan adzan, iqamah dan muballigh imam ) yang terbuat dari batu marmer putih ditopang oleh beberapa pilar. Disampingnya terdapat kursi mushaf yang terukir di atasnya tanggal pembuatan pada tahun 1328 H/1911 M.

Dinding-dinding masjid dihiasi oleh ukiran batu marmer indah. Di langit-laingit atap tergantung lentera-lentera yang terbuat dari tembaga arab dan kaca. Membuat pemandangan masjid terang dengan adanya lenter-lentera tersebut.

Disebelah barat masjid terdapat lima pintu: tiga pintu tembus ke makam dan dua pintu tembus ke dua tempat terbuka antara makam.

Di belakang mihrab terdapat pula sebuah ruangan kecil yang mempunyai anak tangga untuk mengantarkan kita ke bagian atas masjid. Bisa jadi masjid ini merupakan peninggalan Islam pertama kali yang menggunakan beton di dalam pembangunannya.

Kegiatan Masjid Saat ini

Masjid Rifa’i merupakan salah satu obyek wisata yang menarik perhatian turis mancanegara. Disamping itu, shalat lima waktu dan shalat Jum’ah masih terus berlangsung di masjid ini. Biasanya, orang Mesir pengikut tariqat Rifa’iyah tiap kali masuk ke masjid, selalu berziarah ke makam Syekh Rif’ai dan membaca doa untuknya. Pada hari jum’at setelah shalat Jum’at mereka mengadakan dzikir jama’ah yang dipimpin seorang imam, gambar bisa dilihat di laman ini.

(dari berbagai sumber ).

Rute Masjid

Naik bus ke jurusan Sayyedah ‘Aisyah, dari sana anda tinggal jalan kaki sekitar 20 menit karena letak masjid tidak jauh dari Sayyedah ‘Aisyah dan tiangnya terlihat sangat jelas.

Penulis & Photo oleh : Imam Hasanuddin
Sumber:masisironline.com
SELENGKAPNYA - Masjid Ar Rifa’i

Gerbang Kota Kairo; bukti sejarah betapa kuatnya pertahanan militer masa itu


Layaknya sebuah Negara yang memiliki pertahanan militer kuat demi menangkis serangan musuh dari luar, Mesir pun demikian. Kota Kairo yang dijadikan sebagai ibu kota Mesir dari awal berdirinya Negara ini tentunya harus memiliki pertahanan militer yang kuat dan tangguh. Hal itu tidak lain hanyalah ingin mempertahankan Negara, masyarakat dan kehormatannya dari berbagai macam serangan musuh yang kapan-kapan bisa terjadi. Salah satu dari pertahanan militer Mesir kala itu adalah pagar dan gerbang Kota. Jikalau kita menjelajah ke situs-situs bersejarah ini, kita akan menyaksikan bangunan kokoh yang memiliki tipe dan model militer sebagai perisai dari gempuran musuhnya. Kali ini, kita akan mengunjungi beberapa gerbang Kota Kairo yang masih berdiri kokoh menantang zaman setelah beratus-ratus tahun dari pembangunannya.

Tahukah kawan-kawan, kota Kairo zaman dahulu dikeliingi oleh pagar tembok dan memiliki pintu gerbang disetiap sisinya. Seandainya kita kembali ke masa lampau dan ingin memasuki kota Kairo, maka tidak ada jalan masuk kedalam kota tersebut kecuali melalui pintu-pintu gerbang ini. Ceritanya bermula pada masa Daulah Fathimiyah. Tatkala Jendral Gawhar al Siqili berhasil masuk ke kota Kairo, beliau pun merancang kota baru dengan membangun pagar keliling sebagai bentengnya. Pada awalnya, Kairo memiliki 12 gerbang kota. Seiring dengan bergantinya kekuasan dari masa ke masa, gerbang kota Kairo ini mengalami penambahan hingga mencapai 17 lebih gerbang kota. Inilah nama-nama gerbang kota Kairo masa itu :

1. Bab Nashr
2. Bab Futuh
3. Bab Zuwailah
4. Bab Wazir
5. Bab Sya’riyah
6. Bab Kholq
7. Bab Luuq
8. Bab Ghury
9. Bab Khan Khalily
10. Bab Husainiyah
11. Bab Farg
12. Bab Akhdhor
13. Bab Taufik
14. Bab ‘Izb
15. Bab Ahmar
16. Bab Gadid
17. Bab Gharib
18. Bab Qait Bey
19. Bab Qintharah
20. Bab Sa’adah

Dari sekitar 20 gerbang yang penulis dapat dari berbagai referensi, ada beberapa gerbang saja yang masih tersisa hingga detik ini. Selebihnya hanya tinggal nama saja. Diantara gerbang yang masih kokoh dimakan zaman, paling indah arsitekturnya, paling terkenal seantero jagad raya dan semuanya adalah peninggalan sejarah Daulah Fathimiyah adalah:

1. Bab Nashr
2. Bab Futuh
3. Bab Zuwailah

Mari kita jelajahi satu persatu tiga gerbang tersebut:

1. Bab Nasr ( Gerbang Kemenangan )

Gerbang ini adalah gerbang pertama yang didirikan pada masa Daulah Fathimiyyah atas perintah Jendral Gawhar al Siqili, dan selesai disempurnakan pada masa pemerintahan Gubernur Badr al-Gamaly, menteri Khalifah Al Mustanshir Billah Al Fathimy. Pembangunan dimulai tahun 480 H/1087 M sebagaimana yang terabadikan di pahatan sebuah prasasti batu, prasasti tersebut bertuliskan :

“Budia biamalihi fi Muharram sanah 480”

Artinya : “Pembangunan gerbang ini dimulai pada bulan Muharram tahun 480″

Gerbang ini adalah gerbang bernuansa militer yang masih tersisa hingga sekarang. Bab (gerbang kota) yang megah ini terdiri atas dua menara persegi panjang yang mengapit pintu masuknya. Diatas dua menara juga terpahat bentuk-bentuk alat perang berupa pedang dan perisai yang menambah wawasan kita mengenai bentuk alat-alat perang ketika itu. Di tengah-tengah dua menara persegi ini terdapat sebuah pintu yang sangat tinggi dan gagah dengan ada sebuah celah dan lobang diatasnya sebagai pos penjaga untuk melempar panah bagi siapa saja yang ingin menyerang dan mendobrak gerbang. Diatasnya terdapat untaian tulisan yang mengelilingi dua badan menara dan dipintu yang mengandung nama perancangnya dan tanggal pembuatannya. Dan diatasnya lagi terdapat ornament atau hiasan tembok.

Tinggi dua menara persegi panjang tersebut sekitar 25 M, terbagi menjadi 3 tingkat, lebar gerbang 24 M. Bagian depan tingkat dua terdapat pagar yang terhiasi dengan ornament yang tampak jelas terpahat. Adapun di atas pintu masuk terdapat setengah lengkungan besar, di dalamnya ada sebuah prasasti batu berbentuk persegi panjang. Didalam prasati tersebut terpahat tiga baris naskah tulisan dengan Khot Kufi (lihat photo disamping ini):

”Bismillahirrahmaanirrahiim; Laailaaha illa

Allahu Wahdahu La Syarika Lahu, Muhammad

Rasulullah, Ali Waliyu Allah;

Dibawa prasasti marmer ini termaktub tulisan kaligrafi jenis Khot Kufi:

Shallallahu ‘Alaihi wa ‘Ala al Aimmati min Dzurriyyatihim ajma’in”

Artinya :

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang; Tiada Tuhan-yang patut disembah selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad Rasulullah, Ali Wali Allah;

Shalawat Allah atasnya dan para imam dari anak cucu mereka semuanya”

Lempengan batu ini terletak diatas bahu lengkungan. Di bawahnya terdapat dua persegi panjang yang terbuat dari batu. Kedua batu ini memiliki ornament yang indah. Jikalau kita mencermati lebih jauh tulisan pada prasasti diatas, kita akan mengetahui bahwa Daulah Fathimiyah adalah sebuah Daulah yang berlandaskan pemahaman Syi’ah. Mereka pun tidak tanggung-tanggung dalam mengamalkan apa yang mereka yakini bahwa Ali adalah salah satu figur yang ma’shum dan bebas dari dosa, karena tertulislah di batu prasasti gerbang ini setelah lafadh ”Laailaaha illa Allah Wahdahu La Syarika Lahu, Muhammad Rasulullah, tidak lain adalah Ali Waliyu Allah, yaitu Ali Radhiyallhu ‘anhu adalah wali Allah menurut pandangan mereka, terlepas dari perselisihan mengenai Sunnah-Syi’ah.

Perlu penulis sebutkan disini bahwa pada masa ekspansi Perancis ke negeri seribu menara ini, banyak sekali renovasi dan tambahan bangunan pada gerbang. Penambahan bangunan berupa celah-celah kecil yang berada diatas gerbang sebagai tempat meriam bagi siapa saja yang ingin secara paksa memasuki gerbang ini. Oleh sebab itu, mereka mengukir nama-nama komandan pasukan Perancis diatas gerbang yang sempat menjaga gerbang kota ini.

Bab Nashr masih terlihat kokoh dan dipakai sebagai pintu masuk menuju sebuah kampung bernama Hay Gamalea ( Kampung Gamalea ). Setiap hari banyak sekali turis dan pelancong dari berbagai negara belahan dunia untuk mengunjungi situs ini dan mengabadikannya.

Dilihat dari sisi penamaan gerbang ini dengan Bab Nashr (Gerbang Kemenangan) menandakan bahwa kemenangan dari peperangan dan serangan musuh adalah harapan semua masyarakat Mesir ketika itu dan konon dahulunya gerbang ini digunakan sebagai gerbang masuk para pasukan bertentara Daulah Fathimiyah sekembalinya dari peperangan dengan membawa kemenangan. Sejarawan Islam terkenal, Taqiyuddin Al Maqrizy pernah mengabadikan apa yang ia lihat mengenai gerbang kemenangan ini didalam buku monumentalnya; Al Mawa’idz wal I’ttibar fi Dzikril Khithobi wal Atsaar.

2. Bab Futuh ( Gerbang Penaklukan )

Gerbang Penaklukan ini didirikan ditahun yang sama dengan pendirian Bab Nashr. Pada waktu Badr al-Gamaly merenovasi pagar kota Kairo, maka dibangunlah gerbang Futuh ini di tempat yang sekarang berdiri – tepatnya di pintu masuk utama menuju Jl. Mu’iz Li Dinillah disamping masjid Al Hakim bi Amrillah – dan menggabung antara dua gerbang ( Bab Nashr dan Bab Futuh ) dengan pagar tembok. Bab Futuh ini menyambung dengan Bab Nashr melalui dua jalan. Pertama dari atas pagar tembok dan kedua dari bawah pagar.

Mengenai karakteristik bangunan, bab (gerbang) ini terdiri atas dua menara silinder yang mengapit pintu masuknya. Diatas permukaan dua silinder ini terdapat berbagai bentuk ornament yang sangat indah. Dan ornament-ornament ini adalah ukiran diatas batu, Bayangkan batu diukir dengan sangat detail dan sulit. Tidak lupa pula bahwa fungsi asli gerbang ini-disamping sebagai pintu masuk kota – juga sebagai pos keamanan masa kekuasaan Fathimiyah, oleh karena itu anda akan dapati beberapa jendela kecil yang digunakan oleh penjaga sebagai tempat memanah atau menembak musuh atau orang yang berusaha masuk ke kota dengan kekuatan militer. Hal ini menambah wawasan bagi kita akan betapa kuatnya pertahanan militer Mesir pada zaman Fathimiyah, sekitar akhir abad 5 H/ 11 M .

Adapun mengenai asal-usul penaman gerbang kota dengan Bab Futuh ( Gerbang Penaklukan ), konon pasukan militer Daulah Fathimiyah jika ingin keluar kota untuk mengadakan peperangan, mereka akan keluar melalui gerbang penaklukan ini, dan jika kembali dari peperangan mereka masuk ke kota melalui gerbang kemenangan ( Bab Nashr ). Ada yang berpendapat bahwa Bab Futuh diambil dari nama orang Maroko yang dahulunya pernah mengadakan perdagangan di Mesir dan mereka memasuki kota Kairo melalui gerbang ini. Namun pendapat yang paling kuat menurut penulis adalah bahwa nama-nama gerbang kota ini ( dan dua gerbang lainnya) persis dengan nama-nama gerbang kota Fes atau Fez, salah satu kota terbesar di Maroko. Hal itu menandakan bahwa kota Kairo dengan Masjid Azharnya ingin dijadikan sebagai kota sains sebagaimana kota Fez dengan Masjid Al-Qarawiyyinnya terkenal dengan kota sains masa itu.

3. Bab Zuwailah ( Gerbang Zuwailah )

Dari tiga gerbang kota Kairo, yang paling terkenal adalah Bab Zuwailah. Dahulu sebelum dibangun oleh Jendral Gawhar al Siqili, gerbang ini terletak di sebuah sudut yang dinamakan dengan sudut “Sam bin Nuh”. Kemudian beliau membangun gerbang ini ditempat yang sekarang berada pada tahun 484 H/1091 M, empat tahun setelah pembangunan Bab Nashr dan Bab Futuh. Nama gerbang Zuwailah dinisbahkan Kabilah Zuwailah salah satu dari kabilah Bar-Bar yang bergabung bersama Pasukan Gawhar al Siqili dari Maroko untuk mengekspansi Mesir.

Dilihat dari model arsitektur bangunan, gerbang ini hampir sama dengan Gerbang Futuh. Bangunan terdiri atas dua menara silinder yang mengapit pintu masuknya. Lebarnya sekitar 4,82 M namun lengkungan gerbang ini lebih bundar dari Bab Futuh. Dan ada perbedaan mencolok lainnya. Kalau Gerbang Futuh tidak terdapat dua menara, namun gerbang ini memiliki dua menara yang menjulang tinggi ke angkasa. Dua menara ini adalah bangunan yang didirikan oleh Dudar Asyraf Qayt Bay atas perintah Gubernur Yasybak Min Mahdi pada tahun 882 H/1477 M. Dua menara ini adalah menara Masjid Raja Muayyad Syekh yang berada tepat dibelakang gerbang.

Gerbang ini memiliki luas persegi empat, panjang setiap rusuk sekitar 25 M mencakup jalan masuk yang tertutupi oleh atap berupa qubah yang semuanya terpusat ke segitiga berbentuk bundar.

Gerbang Zuwailah merupakan pintu masuk ke Kairo masa Fathimiyah. Jikalau anda mengikuti lurus jalan ini, maka pada akhirnya anda akan sampai ke Bab Futuh. Namun ditengan jalan antara dua gerbang ini, terpotong dengan Jl. Azhar. Jadi ketika ingin menyeberang hingga sampai Bab Futuh, anda harus melalui jembatan penyebrangan yang terletak disamping toko buku Darus Salam. Jalan yang menghubungkan antara Bab Futuh dan Bab Zuwailah ini terdapat beberapa peninggalan penting semisal komplek Ghury, Komplek Qalawun, masjid Aqmar dan peninggalan sejarah lainnya. Jalan ini terkenal dengan sebutan Syari’ Mu’iz Li Dinillah ( Jl. Mu’iz Li Dinillah )

Diantara sejarah penting yang pernah terjadi di Gerbang ini adalah :

Pertama, sebagai pintu masuk Khalifah Mu’iz li Dinillah menuju Kairo seribu tahun yang silam. Dari sini, beliau memerintahkan untuk membangun kota Kairo yang baru saja berhasil ia taklukkan.

Kedua, gerbang ini menjadi sangat terkenal sebagai saksi sejarah pelaksanaan hukuman gantung pertama di Mesir. Yaitu hukuman gantung bagi Sulthan Tuman Bay – raja terakhir Daulah Mamalik Burgi – oleh kerajaan Turki Utsmani atas perintah Sulthan Salim I yang mengakhiri kekuasaan Daulah Mamalik yang memerintah Mesir sebelum kedatangan Turki Utsmani. Ketika itu tubuh Sulthan Tuman Bay dibiarkan tergantung diatas gerbang sebagai peringatan bagi siapa saja yang membangkang dan melawan Daulah Utsmaniyah yang baru berhasil merebut kekuasaan Mesir dari tangan Mamalik.

Ketiga, tatkala Hulagu Khan mengutus beberapa orang untuk mengancam Mesir dari serangannya, mereka berhasil tertangkap. Lalu Raja al-Muzafar Saif ad-Din Qutuz menyuruh untuk memenggal kepala mereka dan menggantungnya diatas gerbang Zuwailah ini. Maka dari situ kita akan sama-sama dua pasang alat yang dahulu dipakai untuk menggantung kepala para penjahat dan musuh politik. ( lihat gambar disamping ).

Nama lain dari gerbang Zuwailah adalah gerbang Mutawalli yang dinisbahkan kepada seorang ahli ibadah dan orang shaleh terkenal yang bernama Syaikh Mutawalli. Syaikh Mutawalli terkenal mempunyai banyak karamah, di antaranya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, khususnya sakit gigi, dengan cara pengobatan yang tentu sangat berlainan dengan ahli pengobatan lainnya.

Itulah sekilas dari sejarah dan karakteristik gerbang kota Kairo yang sangat indah dan kokoh walau usia lebih dari seribu tahun. Hal itu tidak lain dari jerih payah pemerintah Mesir yang sangat menjaga warisan budaya ini hingga tak usang termakan zaman. Selebihnya anda bisa berkunjung sendiri dengan melihat secara langsung audio visual tentang apa yang tersisa dari peninggalan Daulah Fathimiyah ini.

(Dari berbagai sumber)

Penulis & Photo by : Imam Hasanuddin

Sumber:http://masisironline.com/
SELENGKAPNYA - Gerbang Kota Kairo; bukti sejarah betapa kuatnya pertahanan militer masa itu